BUDAYA, MAKANAN DAN CIRI KHAS KOTA BIMA

KOTA BIMA

Sumber : Disini

BIMA merupakan sebuah kota otonom yang terletak di pulau Sumbawa bagian timur, Provinsi Nusatenggara Barat, Indonesia. Secara geografis kota bima terletak di bagian timur Pulau Sumbawa pada posisi 118°41'00"-118°48'00" Bujur Timur dan 8°20'00"-8°30'00" Lintang Selatan. Tingkat curah hujan rata-rata 132,58 mm dengan hari hujan: rata-rata 10.08 hari/bulan. Sementara matahari bersinar terik sepanjang musim dengan rata-rata intensitas penyinaran rata-rata 21°C sampai 30,8 °C. Suhu tertinggi pada Bulan Oktober dengan suhu berkisaran 37.2 °C sampai 38 °C. Hal ini menyebabkan Bima ditetapkan sebagai kota terpanas di Indonesia pada tahun 2014. Kota Bima memiliki areal tanah berupa: persawahan seluas 1.923 hekatre (94,90% merupakan sawah irigasi), hujan seluas 13.154 ha, tegalan dan kebun seluas 3.632 ha, ladang dan huma seluas 1.225 ha dan wilayah pesisir pantai sepanjang 26 km. Secara umum lokasi tanah di Kota Bima didominasi oleh gunung batu, hal ini menyebabkan rata-rata masyarakatnya bertani dengan menanam jagung dan tanaman keras lainnya.

Kota Bima memiliki banyak keunikan yang terdiri dari beragam tarian tradisional baik yang lahir dari istana maupun di luar istana. Pada zaman dulu, terutama pada zaman ke-emasan seni tari dan atraksi seni budaya tradisional merupakan salah satu cabang seni yang sangat terkenal dan terpopuler pada zaman kesultanan bima atau sangaji bima. Pada zaman ke-emasan pengembangan seni tari dapat menarik perhatian pemerintahan kesultanan karena yang paling tertinggi jabatan di saat itu yaitu kesultanan bima pemegang penuh kekuasaan bima. Pemerintahan pemegang kekuasaan Pada tahun 1640-1682 M adalah Sultan Abdul Khair sirajudin yaitu sultan yang kedua setelah mangkatnya sultan Abdul kahir bapak kandung dari Sultan Abdul khair sirajudin sendiri. Di masa jabatannya seni budaya tradisioanal di masa itu mengalami perkembangan cukup pesat sampai sekarang ini seiring berjalannya waktu berkat sangaji bima tersebut beberapa seni tari dan atraksi seni budaya tradisional masih tetap eksis dan populer, tari-tarian yang dari zaman dulu tetap di unggulankan tidak akan terjadi pergeseran meskipun zaman semakin modern. Masyarakat bima juga masih melekatnya keyakinan pada leluhur zaman dulu, jadi perubahan zaman tidak akan bisa mempengaruhi tradisonal yang telah di kemukakan  di zaman dulu. Adapun tari-tarian yang masih dapat di nikmati sampai sekarang ini, yaitu:

a. Atraksi Gantao

sumber : disini

Atrasksi Gantao ini merupakan jenis tarian yang berasal dari sulawesi selatan dan memiliki nama asli kuntao sedangkan di bima dikenal dengan sebutan gantao, leluhur dulu memberikan nama tersebut didaerah bima. Atraksi gantao berkembang pesat sejak abad ke 16 Masehi karena pada saat itu hubungan antara kesultanan bima dengan gowa dan makassar sangat erat. Atraksi Gantao mirip pencak silat atau dapat di kategorikan dalam seni bela diri. Disetiap alunan gerakannya selalu mengikuti aturan musik tradisional bima seperti gendang, Gong, Tawa-tawa dan sorone. Selain di gelarkan untuk acara sunat atau perkawinan pada zaman dulu, atraksi gantao merupakan salah satu ajang tempat bertemunya para pendekar dari pelosok dan acara acara yang dilakukan harus di lingkungan istana gatao. Sampai sekarang ini nama gantao tetap lestari di tengah-tengah masyarakat bima.

b. Tarian Wura Mbongi Monca

sumber : Disini

Tari  Wura Bongi Monca atau dalam bahasa indonesia di kenal dengan  nama tarian selamat datang. Bongi monca adalah beras kuning, jadi pengertian dari tarian bongi monca merupakan tarian menabur beras kuning kepada rombongan tamu yang datang berkunjung pada pesta atau acara tersebut. Tarian ini di biasanya di gelar pada acara-acara penyambutan tamu baik secara formal maupun informal, tarian ini juga sering dilakukan anak-anak sekolah untuk melakukan pengambilan nilai seni di sekolahnya, kebanyakan anak bima menyukai tarian ini karena geraknnya yang lemah lembut pasti di segani kaum hawa di sertai dengan senyuman sambil menebar beras kuning. Sedangkan pada masa kesultanan tarian wura bongi monca biasa di gelar untuk menyambut tamu-tamu sultan, dan penaburan beras kuning kearah tamu yang ada diacara tersebut. Dalam filsafah masyarakat bima tamu adalah Raja dan dapat membawa rezeki bagi rakyat dan negara.

c. Tarian Lenggo

sumber : Disini

Tari  Lenggo ada dua jenis yaitu tari Lenggo Melayu dan Lenggo Mbojo. Lenggo Melayu diciptakan oleh salah seorang mubaliq dari pagaruyung  sumatera barat yang bernama Datuk raja lelo pada tahun 1070 H. Tarian Lenggo melayu ini berfungsi untuk upacara adat hanta UA pua dan di pertunjukkan pertama kali di Oi ule orang orang mengenalnya pantai ule sekarang ini dalam rangka memperingati maulid nabi Muhammad SAW. Tarian ini khusus di ciptakan untuk acara atau kegiatan tersebut.  Lenggo Melayu ternyata ada arti tersendiri yaitu lenggo mone karena tarian lenggo melayu dibawakan 4 orang remaja pria.

Perpaduan lenggo melayu dan lenggo mbojo terjadi karena pada tahun 1071 H, sultan abdul khair sirajudin terinspirasi dari gerakan lenggo melayu sebelumnya jadi ia menciptakan lenggo mbojo yang diperankan oleh 4 orang penari perempuan. Lenggo mbojo kini di kenal juga dengan nama lenggo siwe.

MAKANAN KHAS KOTA BIMA

Yang pertama di bahas adalah kelompok lauk pauk (UTA), Mendengar kelompok laut pauk didaerah bima mempengaruhi selera makan seseorang, letak bima juga berada di pesisir pantai membuat masyarakat bima mudah mengambil hasil lautnya sendiri. Dan kebanyak orang bima jika tidak makan dengan ikan rasanya tak selezat dan senikmat ada ikannya. Orang bima menyebut ikan sebagai UTA.

a. Uta Palumara

sumber : Disini

Uta Palumara ini sangat menggelora didalam lidah, sekali makan mau-mau lagi. Masakan khas bima uta palumara bagi orang bima tak tertandingi dengan masakan lain, mengundang air liur yang tak bisa berhenti menggoda. Uta palumara yang artinya Ikan yang berkuah asam, manis, pedas, dengan tambahan aroma khas pataha atau daun kemangi, rasakan nikmatnya luar biasa. Untuk bahan-bahannya adalah 

• 3 kepala ikan kakap, belah 2. Lumuri jeruk nipis dan garam
• 5 siung bawah putih, haluskan
• 10 buah cabai merah keriting, haluskan (sesuai selera)
• 1 ruas kunyit, haluskan
• 1 buah terasi, haluskan (opsional)
• 6 butir bawang merah, iris
• 2 lembar daun kunyit, iris kasar
• 6 lembar daun jeruk, sobek-sobek
• 3 batang serai, memarkan
• 10 buah cabai rawit, biarkan utuh (sesuai selera)
• 1 buah tomat, potong-potong
• 3 buah belimbing wuluh, potong-potong/asam jawa, encerkan dengan air
• 2 sdt garam
• 1 sdt gula pasir
• secukupnya air
• 1 sdm air jeruk nipis

Langkah-langkah memasaknya adalah

1. Tumis bawah putih, cabai merah keriting, kunyit terasi, bawang merah, daun kunyit, daun jeruk dan serai.
2. Tuangkan air. masukkan cabai rawit, belimbing wuluh/asam jawa, dan tomat. Didihkan
3. Masukkan kepala ikan. Bubuhkan garam dan gula pasir. Masak sampai matang. Sebelum diangkat, bubuhkan air jeruk nipis.

 b. Uta Londe Puru

sumber : Disini

Uta  Londe Puruh tidak kalah lezat di bandingkan dengn uta palumara, mereka sama-sama membuat orang terhanyut dalam aromanya yang berkuliner tinggi. Ikan Palumara akan lebih sedap jika dihiasi dengan air kelapa muda, jangan ditanyakan seenak apa itu. Coba langsung pasti pengen tambah terus. Uta Londe ini yaitu ikan bandeng, cita rasa bandeng nya itu beda, rasa dagingnya manis, gurih karena untuk mendapatkan kesegarannya harus langsung dari ombo atau di kenal tambak air laut, jangan disimpan terlalu lama atau berjam jam rasanya akan hilang.

Biasanya diracik dari bandeng ukuran besar ataupun kecil yang dibiarkan saja bagian isinya, hanya di buang empedunya saja, dan dikerat-kerat di bagian kulit. Ikan kemudian disalut bumbu yang hanya berupa garam lalu di panggang di atas bara api hingga matang di kedua sisinya. setelah setengah matang, ikan dicelupkan ke dalam larutan garam dan di panggang kembali hingga matang. Asalkan ikannya segar, cita rasanya gurih dan manis. sangat pas disajikan bersama sambal kecap dan dipotong jeruk lemon cui. Rasanya segar.

c. Uta Mbeca Maci Ro’o Parongge

sumber : Disini

Ro'o parongge dalam bahasa Indonesia adalah daun kelor. Sayur ini sangat simpel di masak tidak menghabiskan banyak waktu, setelah mendidih air ro’o paronggenya langsung celupkan di air yang sudah mendidih uta mbeca ro’o parongge siap di sajikan. Meskipun cara masaknya simpel, tapi rasanya tidak sesimpel cara masaknya. Uta mbeca maci ro’o parengga adalah makanan sehari-hari masyarakat bima rasanya tidak membuat orang bosan. Uta mbeca maci ro’o parengga hanya di temukan di masyarakat bima jarang dan langkah bangat jika cari masakan ini di daerah selain bima. Jika belum pernah makan pasti setelah selesai makan pasti kepengen mau lagi. Uta mbeca maci ro’o parongge yaitu sayur bening daun kelor. 

Adapun bahan-bahan yang dibutuhkan:

• 3 ikat daun kelor (sebagai patokan: ikatan daun katuk)
• 1 genggam tauge pendek
• 1 ikat kangkung
• 5 butir bamea (Okra, jenis sayuran banyak terdapat di Timur Tengah dan Pakistan)
• 5 butir bawang merah (potong-potong)
• 1 batang tamu kunci (potong-potong)
• 2 liter air bumbu-bumbu
• Garam secukupnya
• Gula secukupnya
• Penyedap rasa sedikit bila suka

Cara membuatnya:

1. Siangi daun kelor (rontokkan daunnya), kangkung di potong sepanjang 2cm, bamea dipotong-potong sepanjang 1 cm
2. Campurkan dan cuci semua bahan-bahan kecuali bamea dicuci tersendiri
3. Rebus dua liter air sampai mendidih, masukkan semua bahan kecuali okra yang dimasukkan setelah beberapa menit untuk menghindari agar okra tidak terlalu berlendir
4. Masukkan garam dan gula (penyedap lain) secukupnya, masak terus sampai sayur matang 
5. Angkat dan hidangkan dengan uta puru dan sambal doco mangge.

Pelengkap dari masakan di atas membuat orang ngiler melihat sajikannya dan sambal beraroma khas. Pelengkap ini paling penting dalam menu makanan, kalau tak ada yang satu ini di menu makan rasanya tidak lengkap namanya juga pelengkap jadi harus lengkap. Di bima banyak sekali ragam jenis sambal, baik sambal mentah maupun matang. Enak atau tidak enaknya suatu sajian makanan tergantung makanan pelengkapnya.

a. Sambal Doco Tomat

Sumber : disini

Sambal doco tomat ini, beragam bahan bahannya bercampur menjadi satu dalam satu wadah dalam keadaan mentah, rasanya tidak kalah enak dengan masakan restoran kok.  Di buat dari irisan tipis mangga muda (fo’o moro), lombok (saha)  sesuai selera , tomat, daun kemangi (ro’o pataha), kalau mau tanya rasanya cobain aja. Ada rasa asem-asem gitu. Tidak akan menyesal jika sudah mencobanya malah akan ketagihan.

Adapun bahan-bahannya:

• 2 buah tomat ukuran sedang
• 1 buah timun ukuran kecil dan muda
• 2 biji cabe rawit (orange) bagi yang suka pedas
• 2 tangkai kemangi
• Segenggam kecil toge, buang akar
• Sedikit jeruk, bisa diganti jeruk nipis/limau. Sesuai selera
• Garam secukupnya
• Bawang merah 2 biji/sesuai selera. 

Langkah-langkah pembuatannya adalah:

1. Cacah halus timun, dan tomat
2. Potong daun kemangi
3. Iris bawang merah dan cabe
4. Campurkan semua bahan, lalu diaduk-aduk
5. Masukkan perasan jeruk, lalu aduk lagi
6. Sajikan dengan ikan bakar/ ikan asin dan nasi anget

b. Kelompok Penganan/Makanan Kecil

Jenis makanan bima banyak dipengaruhi oleh cita rasa melayu,, manis bersantan, dan banyak juga kue kering diantaranya : pangaha bunga, bingka dolu, kahangga, tamu sinci, mina sarua, kadodo, dan masih banyak lagi makanan kering lainnya. Makanan tersebut udah banyak beredar didaerah bima, dan untuk mencarinya tidak seperti mencari jarum ditumpukan jerami, tidak di bima ada lokasi tersendiri penjualannya. Tinggal langsung ke desa penjual itu, langsung pilih mana yang sesuai selera.

CIRI KHAS KOTA BIMA

a. Adat Rimpu Kota Bima

Rimpu yang di gunakan orang bima dalah kain tenun tradisonal turun temurun yang di buat sendiri oleh orang bima perajin. Rimpu juga merupakan identitas orang bima dari kalangan pendatang baru datang di kota bima.  Kain tenun sudah lama orang bima kenakan sejak zaman kerajaan sangaji mbojo dan sering digunakan oleh kaum perempuan disana namun karena semakin modern nya dunia pakaian tenun yang menjadi kewajiban sedikit demi sedikit terlupakan hanya orang pelosok-pelosok saja yang mungkin masih memakainya. Dikota bima mempunyai nama sendiri yaitu kain mbojo, kain mbojo ini memiliki beragam motif dan warna. Model kain tenun mbojo cukup tenar dan sudah memadukan lebih dari tiga warna dan di tenun sudah dibentuk gambar zig-zang. Kain bima sangat cocok untuk semua musim entah itu musim panas atau pun musim dingin.

b. Uma Lengge

sumber : disini

Uma lengge tidak pernah aku temui di kota bima, karena kawasan uma lengge dengan rumah ku jauh, uma lengge terletak di desa wawo. Dulu aku jarang bangat menjelajah pra sejarah kota bima hanya peninggal peninggal zama dulu saja. Uma lenge ini merupakan rumah khas adat bima tradisional peninggalan nenek moyang suku bima. Arti Uma yaitu Rumah dan lengge adalah mengerucut seperti sudut lancip jadi Uma lengge adalah Rumah yang mengerucut memiliki persilangan.

Rumah adat ini memiliki 3 lantai :

• Lantai yang pertama digunakan sebagai ruangan tamu
• Lantai kedua untuk kamar tidur
• Sedangkan lantai ketiga biasanya digunakan untuk tempat penyimpanan makanan dan barang

Oleh: Marfuatin